Seperti ketika menghadapi Inter Milan 2010 lalu, Barca menghadapi tim dengan sepuluh pemain di babak kedua, namun sekali lagi mereka tidak mampu menyelesaikan tugas mereka dengan baik. Akan tetapi, kali ini kurangnya determinasi mengatasi pertahanan The Blues, serta gagalnya penalti Lionel Messi di babak kedua terbukti menjadi momen pupusnya harapan Barca.
Setelah Messi mendapat dua peluang dan gagal menaklukkan Petr Cech di babak pertama, tampaknya kubu Blaugrana belum memiliki cukup alasan untuk panik. Mereka mendapat peluang demi peluang, dan Chelsea sepertinya kesulitan menghentikan serangan itu.
Sergio Busquets akhirnya membuka keunggulan Barcelona, setelah Isaac Cuenca mengawali serangan menyusul bola yang tidak dibuang sempurna dari tendangan penjuru. Gol itu menyamakan agregat, dan beberapa saat kemudian datanglah momen besar dalam pertandingan tersebut.
John Terry secara ceroboh menjatuhkan Alexis Sanchez dengan lututnya, dan kartu merah yang diterimanya saat itu seolah-olah menjadi akhir bagi Chelsea. Kesepuluh pemain Chelsea tampak terkejut, dan kembali diguncang oleh gol kedua Barcelona. Andres Iniesta mencetak gol yang diyakini menjadi penentu laga setelah menerima bola dari Messi. Namun, sebelum babak pertama berakhir, The Blues membalas.
Ramires mengejar bola hasil umpan Frank Lampard dan memanfaatkannya semaksimal mungkin dengan men-chip bola melewati Victor Valdes, yang keluar dari area penjagaannya. Tiba-tiba kubu Camp Nou terdiam, di mana kiper mereka kebobolan dua gol dari dua tendangan ke gawangnya di kedua leg. Dan, lagi-lagi, dia menjadi pihak yang disalahkan.
Setelah jeda, laga seharusnya bisa kembali menjadi milik Barca ketika Cesc Fabregas dijatuhkan di kotak penalti. Tayangan ulang mensinyalir mungkin hadiah penalti adalah keputusan yang kurang adil bagi Chelsea, tapi hal itu menjadi tidak penting. Messi tidak bisa mengkonversi gol dari titik putih, di mana tendangannya membentur tiang dengan keras sehingga tidak memungkinkan rekan-rekannya menyambar bola rebound. Itu merupakan sinyal kuat pertama yang menyatakan mungkin pertandingan ini bukanlah milik Barcelona.
Messi melepaskan tendangan ke arah Cech | Bintang Argentina jauh dari penampilan terbaiknya
Setelah itu, permainan tuan rumah agaknya menurun secara signifikan dan Chelsea tidak mendapat ancaman berarti. Alih-alih bertahan total, klub London terlihat cukup nyaman. Cuenca sempat mendapat peluang, tapi dia tidak bisa melesatkan bola melewati Cech.
Seharusnya Barca mampu melakukan lebih dari itu. Seharusnya terdapat lebih banyak energi, gagasan serta keputusan yang tepat. Namun yang terjadi hanyalah penguasaan bola yang tidak cukup untuk mengancam skuad Roberto Di Matteo. Pep Guardiola tidak mampu berbuat banyak, dia tidak cukup membantu kurangnya performa maupun kreativitas skuad. Di saat Barca harus melakukan sesuatu untuk membongkar pertahanan Chelsea, mereka terus melakukan apa yang telah mereka lakukan, dan sepertinya berharap Chelsea akan terpeleset di satu kesempatan. Tapi itu tidak terjadi.
Ketika waktu semakin sempit, Messi sempat memberikan bola kepada Sanchez untuk mencetak gol tambahan. Namun, penyerang Argentina berada dalam posisi offside. Beberapa saat kemudian, dia sendiri melepaskan tendangan kencang, yang lagi-lagi membentur mistar. Padahal itu merupakan peluang terbaik mereka sejak gagal mengkonversi penalti.
Chelsea bertahan dengan baik, tapi Barca akhirnya mendapatkan apa yang layak bagi mereka, dan penderitaan mereka selama enam hari terakhir mencapai titik terendah ketika Fernando Torres melepaskan diri dari kawalan untuk bergerak bebas ke depan gawang tuan rumah sekaligus memastikan tiket final.
Impian Barca untuk mempertahankan trofi Eropa kembali gagal, dan jika di tahun 2010 mereka tersingkir di fase yang sama sambil mengeluhkan gol kemenangan yang tidak mereka dapatkan, kali ini mereka tidak patut mengeluh.
Permainan mereka tetap memukau para pecinta sepakbola. Namun, pada akhirnya, sepuluh pemain Chelsea tidak cukup tertekan sebagaimana mestinya. Salah satu klub sepakbola terbaik dunia tercatat hanya memiliki dua peluang emas di sepanjang babak kedua.
Apakah Barca berada dalam kondisi terbaik sepanjang musim ini, hal itu tergantung penilaian masing-masing individu. Tapi yang pasti, mereka tidak menampilkan permainan terbaik dalam satu pekan terakhir. Dan malam ini adalah titik nadir mereka.
Barcelona telah membatasi diri mereka untuk merengkuh gelar back-to-back.
GET UPDATE VIA EMAIL
Dapatkan kiriman artikel yang terbaru
Dari Kami langsung ke email anda!
Dari Kami langsung ke email anda!
0 komentar:
Posting Komentar